Sabtu, 29 November 2008

Dialog Rosulullah dengan Iblis I

bismillahir-Rahmanir-Rahim بسم الله الرحمن الرحيم

ini saya dapat dari e-mail yg diforward oleh kakak saya, moga2 isinya bernar dan bermanfaat. bagi yang mau kritik dan pembetulan tolong kasih ke comment.

Segala puji hanya milik ALLAH SWT, Pencipta semesta alam. Shalawat
dan salam sejahtera semoga senantiasa dilimpahkan kepada seorang Nabi
yang Ummi, Muhammad saw., dan kepada keluarganya yang bersih serta
seluruh sahabatnya yang mulia.

Diriwayatkan dari Mu'adz bin Jabal r.a., dari Ibnu Abbas r.a. yang
berkisah: Kami bersama Rasulullah saw. di rumah salah seorang sahabat
Anshar, dimana saat itu kami di tengah-tengah jamaah. Lalu ada suara
orang memanggil dari luar, "Wahai para penghuni rumah, apakah kalian
mengizinkanku masuk, sementara kalian butuh kepadaku."
Rasulullah bertanya kepada para jamaah, "Apakah kalian tahu, siapa
yang memanggil dari luar itu?"
Mereka menjawab, "Tentu Allah dan Rasul Nya lebih tahu."
Lalu Rasulullah saw. menjelaskan, "Ini adalah iblis yang terkutuk
semoga Allah senantiasa melaknatnya. "
Kemudian Umar r.a. meminta izin kepada Rasulullah sembari
berkata, "Ya Rasulullah, apakah engkau mengizinkanku untuk
membunuhnya? "
Beliau menjawab, "Bersabarlah wahai Umar, apakah engkau tidak tahu
bahwa ia termasuk makhluk yang tertunda kematiannya sampai batas
waktu yang telah diketahui (hari Kiamat)? Akan tetapi sekarang
silakan kalian membukakan pintu untuknya. Sebab ia diperintah untuk
datang ke sini, maka pahamilah apa yang ia ucapkan dan dengarkan apa
yang bakal ia ceritakan kepada kalian."

Ibnu Abbas berkata: Kemudian dibukakan pintu, lalu ia masuk di tengah-
tengah kami. Ternyata ia berupa orang yang sudah tua bangka dan buta
sebelah mata. Ia berjenggot sebanyak tujuh helai rambut yang
panjangnya seperti rambut kuda. Kedua kelopak matanya terbelah ke
atas (tidak ke samping). Sedangkan kepalanya seperti kepala gajah
yang sangat besar, gigi taringnya memanjang keluar seperti taring
babi. Sementara kedua bibirnya seperti bibir kerbau. Ia datang sambil
memberi salam. 'Assalamu'alaika ya Muhammad, Assalamu'alaikum ya
Jamaa'atal mus1imin," kata iblis.

Nabi menjawab, "Assalamu lillah ya la'iin (Keselamatan hanya milik
AlIah wahai makhluk yang terkutuk). Saya mendengar engkau punya
keperluan kepada kami. Apa keperluanmu tersebut wahai Iblis?"
"Wahai Muhammad, saya datang ke sini bukan karena kemauanku sendiri,
tapi saya datang ke sini karena terpaksa," tutur iblis.
"Apa yang membuatmu terpaksa harus datang ke sini wahai makhluk
terkutuk?" tanya Rasulullah.

Iblis menjawab, "Telah datang kepadaku seorang malaikat yang diutus
oleh Tuhan Yang Mahaagung, dimana utusan itu berkata
kepadaku, 'Sesungguhnya Allah swt. memerintahmu untuk datang kepada
Muhammad saw. sementara engkau adalah makhluk yang rendah dan hina.
Engkau harus memberi tahu kepadanya, bagaimana engkau menggoda dan
merekayasa anak-cucu Adam, bagaimana engkau membujuk dan merayu
mereka. Lalu engkau harus menjawab segala apa yang ditanyakan
Muhammad dengan jujur. Maka demi Kebesaran dan Keagungan Allah, jika
engkau menjawabnya dengan bohong, sekalipun hanya sekali, sungguh
engkau akan Allah jadikan debu yang bakal dihempaskan oleh angin
kencang, dan musuh-musuhmu akan merasa senang.' Wahai Muhammad, maka
sekarang saya datang kepadamu sebagaimana yang diperintahkan
kepadaku. Maka tanyakan apa saja yang engkau inginkan. Kalau sampai
saya tidak menjawabnya dengan jujur, maka musuh-musuhku akan merasa
senang atas musibah yang bakal saya terima. Sementara tidak ada beban
yang lebih berat bagiku daripada bersenangnya musuh-musuhku atas
musibah yang menimpa diriku."

Rasulullah mulai melemparkan pertanyaan kepada iblis, "Jika engkau
bisa menjawab dengan jujur, maka coba ceritakan kepadaku, siapa orang
yang paling engkau benci?"
Iblis menjawab dengan jujur, "Engkau, wahai Muhammad, adalah orang
yang paling aku benci dan kemudian orang-orang yang mengikuti
agamamu."
"Lalu siapa lagi yang paling engkau benci?" tanya Rasulullah.
"Seorang pemuda yang bertakwa dimana ia mencurahkan dirinva hanya
kepada Allah swt.," jawab Iblis.
"Siapa lagi?" tanya Rasulullah
"Orang alim yang wara' (menjaga diri dari syubhat) lagi sabar," jawab
iblis.
"Siapa lagi?" tanya Rasulullah
"Orang yang senantiasa melanggengkan kesucian dari tiga kotoran
(hadats besar, kecil dan najis; pent.)," tutur iblis
"Siapa lagi?" tanya Rasulullah
"Orang fakir yang senantiasa bersabar, yang tidak pernah menuturkan
kefakirannya ke pada siapa pun dan juga tidak pernah mengeluh
penderitaan yang dialaminya." jawab iblis.
"Lalu dari mana engkau tahu kalau ia bersabar?" tanya Rasulullah.
"Wahai Muhammad, bila ia masih dan pernah mengeluhkan penderitaannya
kepada makhluk yang sama dengannya selama tiga hari, maka Allah tidak
akan mencatat perbuatannya dalam kelompok orang-orang yang bersabar,"
jelas Iblis.
"Lalu siapa lagi, wahai lblis?" tanya Rasul.
"Orang kaya yang bersyukur," tutur iblis.
"Lalu apa yang bisa memberi tahu kepadamu bahwa ia bersyukur?" tanya
Rasulullah
"Bila saya melihatnya ia mengambil kekayaannya dari apa saja yang
dihalalkan dan kemudian disalurkan pada tempatnya," tutur iblis.
"Bagaiinana kondisimu apabila ummatku menjalankan shalat?" tanya
Rasulullah.
"Wahai Muhammad, saya langsung merasa gelisah dan gemetar," jawab
iblis.

"Mengapa wahai makhluk yang terkuluk?" tanya Rasulullah.
"Sesungguhnya apabila seorang hamba bersujud kepada Allah sekali
sujud, maka Allah akan mengangkat satu derajat (tingkat). Apabila
mereka berpuasa, maka saya terikat sampai mereka berbuka kembali.
Apabila mereka menunaikan manasik haji, maka saya jadi gila. Apabila
membaca al-Qur'an, maka saya akan meleleh (mencair) seperti timah
yang dipanaskan dengan api. Apabila bersedekah maka seakan-akan orang
yang bersedekah tersebut mengambil kapak lalu memotong saya menjadi
dua," jawab iblis.
"Mengapa demikian wahai Abu Murrah (julukan iblis)?" tanya Rasulullah.
"Sebab dalam sedekah ada empat perkara yang perlu diperhatikan:
Dengan sedekah itu, Allah akan menurunkan keberkahan dalam hartanya,
menjadikan ia disenangi di kalangan makhluk Nya, dengan sedekah itu
pula Allah akan menjadikan suatu penghalang antara neraka dengannya
dan akan menghindarkan segala bencana dan penyakit," tutur iblis
menjelaskan.
"Lalu bagaimana pendapatnu tentang Abu Bakar?" tanya Rasulullah.
"Ia sewaktu jahillyyah saja tidak pernah taat kepadaku, apalagi
sewaktu dalam Islam," tutur iblis.

"Bagaimana dengan Umar bin Khaththab?" tanya Rasulullah.
"Demi Allah, setiap kali saya bertemu dengannya, mesti akan lari
darinya," jawab iblis.
"Bagaimana dengan Utsman?" tanya Rasulullah.
"Saya merasa malu terhadap orang yang para malaikat saja malu
kepadanya," jawab iblis.

"lalu bagaimana dengan Ali bin Abi Thalib?" tanya Rasulullah.
"Andaikan saya bisa selamat darinya dan tidak pernah bertemu
dengannya, ia meninggalkanku dan saya pun meninggalkannya. Akan
tetapi ia tidak pernah melakukan hal itu sama sekali," tutur iblis.
"Segala puji bagi Allah Yang telah menjadikan ummatku bahagia dan
mencelakakanmu sampai pada waktu yang ditentukan," tutur Rasulullah.
"Tidak dan tidak mungkin, dimana ummatmu bisa bahagia sementara saya
senantiasa hidup dan tidak akan mati sampai pada waktu yang telah
ditentukan. Lalu bagaimana engkau bisa bahagia terhadap ummatmu,
sementara saya bisa masuk kepada mereka melalui aliran darah dan
daging, sedangkan mereka tidak bisa melihatku. Demi Tuhan Yang telah
menciptakanku dan telah menunda kematianku sampai pada hari mereka
dibangkitkan kembali (Kiamat), sungguh saya akan menyesatkan mereka
seluruhnya, baik yang bodoh maupun yang alim, yang awam maupun yang
bisa membaca al Qur'an, yang nakal maupun yang rajin beribadah,
kecuali hamba-hamba Allah yang mukhlas (sangat-sangat ikhlas)," tutur
iblis.
"Siapa menurut engkau hamba-hamba Allah yang mukhlas itu?" tanya
Rasulullah.

Iblis menjawab dengan panjang lebar, "Apakah engkau tidak tahu wahai
Muhammad, bahwa orang yang masih suka dirham dan dinar (harta) adalah
belum bisa murni karena Allah swt. Apabila saya melihat seseorang
sudah tidak menyukai dirham dan dinar, serta tidak suka dipuji, maka
saya tahu bahwa ia adalah orang yang mukhlis karena Allah, lalu saya
tinggalkan. Sesungguhnya seorang hamba selagi masih suka harta dan
pujian, sedangkan hatinya selalu bergantung pada kesenangan-kesenang
an duniawi, maka ia akan lebih taat kepadaku daripada orang-orang
yang telah saya jelaskan kepadamu.

Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa cinta harta itu
termasuk dosa yang paling besar? Apakah engkau tidak tahu wahai
Muhammad, bahwa cinta kedudukan adalah termasuk dosa yang paling
besar? Apakah engkau tidak tahu, saya memiliki tujuhpuluh ribu anak,
sedangkan setiap anak dari jumlah tersebut memiliki tujuhpuluh ribu
setan. Di antara mereka ada yang sudah saya tugaskan untuk menggoda
ulama, ada yang saya tugaskan untuk menggoda para pemuda, ada yang
saya tugaskan menggoda orang-orang yang sudah tua. Anak-anak muda
bagi kami tidak ada masalah, sedangkan anak-anak kecil lebih mudah
kami permainkan sekehendak saya.

Di antara mereka juga ada yang saya tugaskan untuk menggoda orang-
orang yang tekun beribadah, dan ada juga yang saya tugaskan untuk
menggoda orang-orang zuhud. Mereka keluar masuk dari kondisi ke
kondisi lain, dari satu pintu ke pintu lain, sehingga mereka berhasil
dengan menggunakan cara apa pun. Saya ambil dari mereka nilai
keikhlasan dalam hatinya, sehingga mereka beribadah kepada Allah
dengan tidak ikhlas, sementara mereka tidak merasakan hal itu. Apakah
engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa Barshish seorang rahib
(pendeta) yang berbuat ikhlas karena Allah selama tujuhpuluh tahun,
sehingga dengan doanya ia sanggup menyelamatkan orang-orang yang
sakit. Akan tetapi saya tidak berhenti menggodanya sehingga ia sempat
berbuat zina dengan seorang perempuan, membunuh orang dan mati dalam
kondisi kafir? Inilah yang disebutkan oleh Allah dalam Kitab Nya
dengan firman-Nya:
"(Bujukan orang-orang munafik itu adalah) seperti (bujukan) setan
ketika dia berkata kepada manusia: Kafirlah kamu maka tatkala manusia
itu telah kafir ia berkata, 'Sesungguhnya aku cuci tangan darimu,
karena sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan semesta alam."
(Q.s. al Hasyr: 16).

Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa kebohongan itu dari
saya, saya adalah orang yang berbohong pertama kali. Orang yang
berbohong adalah temanku. Barangsiapa bersumpah atas Nama Allah
dengan berbohong maka ia adalah kekasihku. Apakah engkau tidak tahu
wahai Muhammad, bahwa saya pernah bersumpah kepada Adam dan Hawa
dengan atas Nama Allah, 'Bahwa saya akan memberi nasihat kepada
kalian berdua.' Maka sumpah bohong itu menyenangkan hatiku. Sedangkan
menggunjing dan mengadu domba adalah buah santapan dan kesukaanku.
Kesaksian dusta adalah penyejuk mataku dan kesenanganku.
Barangsiapa bersumpah dengan menceraikan istrinya (talak) maka hampir
tidak akan bisa selamat, sekalipun hanya sekali. Andaikan itu benar,
yang karenanya orang membiasakan lidahnya mengucapkan kata-kata
tersebut, istrinya akan menjadi haram. Kemudian dari pasangan
tersebut menghasilkan keturunan sampai hari Kiamat nanti yang
semuanya hasil dari anak-anak zina. Sehingga seluruhnya masuk neraka
hanya gara-gara satu ucapan.

............ ......... ......... ...Next

Tidak ada komentar: